Dalam sebuah riwayat yang tsiqah di dalam Ma’jam Al Kabir dan di dalam riwayat yang tsiqah lainnya ketika Allah subhanahu wata’ala memberikan ujian kepada Nabi Khidhir dengan keagungan nama-Nya. Hingga suatu saat datang seseorang kepadanya dan meminta shadaqah kepadanya maka ia berkata :
“Aku tidak memiliki apa-apa untuk dishadaqahkan”
maka orang itu berkata : “As-aluka billah” (aku meminta kepadamu dengan nama Allah)
maka nabi Khidir berkata : “Jika kau telah menyebut nama Allah aku tidak bisa mengatakan kata Tidak lagi memang aku tidak memiliki apa-apa maka juallah diriku sebagai budak karena diriku tidak ada artinya dibanding dengan nama Allah subhanahu wata’ala”
Maka orang itu berkata : “Kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu ?”
Maka nabi Khidir berkata : “iya aku sungguh-sungguh juallah diriku karena diriku tidak berarti apa-apa dibanding dengan nama Allah dan kau meminta dengan nama Allah”.
Maka ia pun membawa dan menjualnya sebagai budak dan dibeli oleh seseorang kemudian orang itu membawa budaknya yaitu nabi Khidir AS ke rumahnya .
Tetapi ia tidak diperintah oleh tuannya sampai beberapa hari maka nabi Khidir bertanya kepada orang yang membelinya :
“wahai tuan kau telah membeliku dan aku telah menjadi budakmu tapi mengapa kau tidak memerintah aku ?”
“Kau ini sepertinya orang yang sangat berwibawa sehingga aku tidak berani memerintahmu jangan-jangan kau ini adalah raja karena kau begitu berwibawa bukan seperti budak” jawab tuan itu
“perintahlah aku”
“baiklah..!!” jawab Tuan itu
“ kalau kau mau membantu aku, disana ada beberapa bongkahan batu (yang bertumpuk-tumpuk-red) seperti gunung kalau bisa tolong pindahkan batu itu ke tempat lain semampumu saja aku mau berangkat ke pasar sebentar”.
Setelah tuannya pulang dari pasar semua batu telah dipindahkan ke tempat yang diinginkan, lalu terkejutlah dia.
“Wahai budakku…!! Kau ini siapa?? pekerjaan ini meskipun dikerjakan oleh sepuluh orang belum akan selesai dalam tiga hari tapi kau mengerjakannya sendiri”.
“Dengan izin Allah” Jawab Nabi Khidir.
“Baiklah kalau begitu aku dan keluargaku akan pergi ke luar kota dan rumahku akan direnovasi maka engkau bantulah semampumu besok aku pulang”
Setelah ia berangkat dan pulang keesokan harinya ia mendapati rumahnya telah rapi dan selesai direnovasi dan kembali heran.
“Jika aku kumpulkan para kuli bangunan untuk merenovasinya maka tidak akan selesai dalam puluhan hari, tetapi engkau bisa menyelesaikannya dalam satu malam”
“Dengan izin Allah” Jawab Nabi Khidir lagi.
“Sekarang jawabah dengan jujur, siapa kau ini sebenarnya?” Tuan itu bertanya.
“Aku hamba Allah”.
Tuannya pun bertanya lagi dan nabi Khidir menjawab :”aku ini tidak lebih dari hamba Allah”
Maka sang tuan berkata lagi : “Aku bertanya kepadamu demi keagungan nama Allah siapa engkau ?”
“Aku Khidir Nabiyyullah”
Maka orang itu pun bersimpuh mencium kaki dan lutut nabi Khidir,
“wahai nabi Allah limpahkan bala’ kepadaku agar jangan sampai aku di azab Allah di akhirat karena aku telah memperbudak seorang nabi”
“Tidak, engkau tidak salah. Kau tidak memperbudak seorang Nabi karena kau tidak tau”
“Wahai nabi Allah apa yang engkau mau ?” tanya Tuan itu
“Kalau engkau mau bebaskanlah aku agar aku bebas beribadah” jawab Nabi Khidir.
“Kau telah aku bebaskan wahai Nabi Khidir”
“Maha Suci Allah yang membuat aku terperbudak karena nama-Nya dan terbebaskan karena nama-Nya .

2 komentar:

saya berharap anda mau meninggalkan komentar anda, Agar semakin banyak yang melihat postingan ini, Dan anda sudah membantu menyebarkan walau hanya satu ayat,

 
Top